Foto/Istimewa  

nusakini.com - PT Pupuk Indonesia (Persero) menerbitkan obligasi sebanyak-banyaknya Rp 3,6 triliun melalui Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I Tahap I Tahun 2017. Penerbitan surat utang tersebut merupakan bagian dari PUB senilai total Rp 10 triliun. Obligasi berkelanjutan I tahap I Pupuk Indonesia terbagi menjadi dua seri, yaitu seri A bertenor tiga tahun dan seri B bertenor tujuh tahun. Sesuai rencana, pembayaran bunga akan dilakukan setiap tiga bulan (triwulanan). Surat utang tanpa jaminan (clean basis) tersebut telah mendapat peringkat AAA dari Fitch Ratings.

Pupuk Indonesia telah menunjuk PT Bahana Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT BNI Securities, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek (Joint Lead Underwriter/JLU). Sedangkan PT Bank Mega Tbk bertindak sebagai wali amanat.

Sesuai rencana, Due Diligence Meeting dan Public Expose dilaksanakan pada 12 Juni 2017. Masa penawaran awal (bookbuilding) berlangsung pada 12-20 Juni 2017. Sedangkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan terbit pada 23 Juni 2017. Dengan demikian, penawaran umum diharapkan berlangsung pada 4 - 7 Juli 2017 dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 13 Juli 2017.

Pupuk Indonesia berencana menggunakan 16% dana hasil emisi obligasi berkelanjutan I tahap I untuk melunasi obligasi I Pupuk Indonesia tahun 2014 seri A. Sisanya 84% dialokasikan untuk pinjaman kepada PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, anak usaha perseroan, yang akan digunakan untuk melunasi sebagian kredit investasi.

Pupuk Indonesia merupakan produsen pupuk dan petrokimia lainnya yang terbesar di Asia Tenggara, dimana sebanyak 100% sahamnya dikuasai oleh negara. Pupuk Indonesia yang merupakan strategic and investment holding memiliki sejumlah anak usaha, antara lain PT Pupuk Iskandar Muda, PT Pupuk Sriwidjaja, PT Pupuk Kujang, dan

PT Pupuk Kalimantan Timur. Selain itu, anak usaha lainnya adalah PT Petrokimia Gresik, PT Rekayasa Industri, PT Pupuk Indonesia Pangan, PT Mega Eltra, PT Pupuk Indonesia Logistik, dan PT Pupuk Indonesia Energi.

Pupuk Indonesia memiliki visi untuk menjadi perusahaan agrokimia dan pangan yang terintegrasi, berkelanjutan, dan berkelas dunia. Perseroan telah menyiapkan sejumlah strategi antara lain melaksanakan Cost Reduction Progam, melaksanakan proyek pengembangan strategis, mengembangkan strategi bisnis, mengembangkan dan komersialisasi produk riset, mengembangkan One-Stop Solution usaha pertanian dan memperkuat sinergi bisnis.

Pada 2016, penjualan pupuk perseroan untuk sektor pangan tercatat sebanyak 9,18 juta ton, naik dibandingkan 2015 yang sebesar 8,88 juta ton. Untuk sektor kebun turun menjadi 1,54 juta ton dari 2,03 juta ton. Sedangkan ekspor naik menjadi 1,37 juta ton dari 844,7 ribu ton dan amoniak naik menjadi 1 juta ton dari 879,1 ribu ton. Adapun total volume penjualan di pasar domestik pada 2016 sedikit turun menjadi 11,07 juta ton, dibandingkan 2015 yang sebanyak 11,14  juta ton. Non-domestik tercatat naik menjadi 2,02 juta ton dari 1,49 juta ton.

Sementara itu, pendapatan perseroan pada 2016 mencapai Rp 64,16 triliun atau turun dibandingkan 2015 yang sebesar Rp 66,23 triliun. Laba kotor naik menjadi Rp 12,19 triliun dari Rp 12,07 triliun. Laba usaha meningkat menjadi Rp 7,66 triliun dari Rp 6,62 triliun. Sedangkan laba tahun berjalan tumbuh menjadi Rp 3,52 triliun dari Rp 3,39 triliun. (p/mk)